Minggu, 15 April 2018

Presentasi MultiMedia Pembelajaran Kimia Hasil Pengembangan



PRESENTASI MULTIMEDIA


“ LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT ”

Baiklah dalam pertemuan kali ini kita akan membahas materi mengenai “Larutan Elektolit dan Nonelektrolit” sebelumnya tahukan kalian bahwa berdasarkan gaya hantar listrik, kita bisa lho menentukan larutan elektrolit dan non elektrolit. Nah, tahukah kamu larutan apa saja yang termasuk larutan elektrolit? Serta larutan apa saja yang termasuk larutan non elektrolit? Buat para pembaca blogku yang setia mimin ada nih update video baru di youtube yang pastinya bakalan  ngejelasin materi mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit secara ringkas dan jelas pastinya, nah dibagian terakhir dari materi pada blog ini mimin akan bagi link chanel youtube untuk bisa kalian tonton nih guys, berikut ini penjelasan singkat mengenai larutan elektrolit dan Nonelektrolit, sebagai berikut :

A)  Pengertian Larutan Elektrolit
Pada dasarnya yang dimaksud dengan larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, ada beberapa ciri-ciri dari alrutan elektolit yang dapat membedakannya dengan larutan lainnya, yaitu sebagai berikut :
1)      Memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji
2)      Timbulnya gelembung gas dalam larutan
Perlu diingat bahwasannya  larutan elektrolit itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah, dalam hal ini perlu diketahui bahwasanya yang dimaksud dengan larutan elektrolit  kuat adalah larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa lampu menyala dan membentuk gelembung gas, contohnya : larutan HCl, air laut dan air kapur, Jadi, Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus elektron. Pada saat dilewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam larutan, seperti dihantarkan oleh kabel. Akibatnya, lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. selanjutnya yang dimaksud dnegan larutan leketrolit lemah adalah larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala tetapi menimbulkan gelembung gas, contohnya : larutan amoniak, larutan cuka, larutan H2S dan lainnya.

B)  Pengertian Larutan NonElektrolit
Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan larutan Nonelektrolit adalah  larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion. Untuk lebih jelasnya dalam memahami menganai larutan elektrolit dan Nonelektrolit perhatikan table perbandingan berikut ini, yaitu :


SO…. Buat kalian para pembaca setia blog mimim, jangan lupa  buat mengunjungi Chanel youtube mimin, dibawah ini guys and thanks for watching and don’t forget to subscribe !!!!!
  




Permasalahan :
1)      Menurut pendapat anda tolong jelaskan apa yang menjadi point utama seorang guru dalam membuat Multimedia pembelajaran khusunya dalam pembelajaran kimia ?
2)      Jelaskan menurut pendapat anda kelemahan dan kelebihan seorang guru dalam membuat Multimedia pembelajaran dengan berbasis Komputer ? apakah lebih efisien dibandingkan dengan pembelajaran secara manual ?
3)      Jika anda menjadi seorang guru kelak, metode apa yang akan anda gunakan untuk mengatasi kekurangan anda? Dan apakah efektif metode atau media yang anda pilih untuk diterapkan dalam proses pembelajaran ?
4)      Jelaskan dengan singkat mengapa pada saat ini kita dalam proses pembelajarannya menggunakan computer ? 
Share:

Minggu, 08 April 2018

Pengembangan E-learning Dalam Pembelajaran Kimia


PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

            Haii haii….. ketemu lagi pada postingan minggu ke-4 nih!!! Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas mengenai “Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media”, dimana pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahawasannya dalam mengajar dibutuhkannya media agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal yang ditandai dengan tercepainya tujuan pembelajaran, dalam hal ini media dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar dengan giat dan agar siswa dapat terpacu dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Nah pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai “Perkembangan E-learning dalam Pembelajaran Kimia”, wahhh.. Buat para pembaca pastinya udah gak sabar nih untuk mengajar pasti udah siap bukan? Heheh. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perembangan E-learning dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan E-learning itu sendiri, berikut ulasannya :

PENGERTIAN E-LEARNING
       Semakin berkembangnya zaman, maka jenis dan materi dalam pembelajaran akan mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai cara dilakukan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran supaya dapat diterima oleh siswa dengan baik, misalnya dengan menambah jam pelajaran di sekolah. Usaha ini belum bisa  membantu karena sebagian siswa mempunyai kemampuan berkonsentrasi yang terbatas, jika dipaksakan menerima materi dalam waktu yang lama, dapat membuat mereka tidak berkonsentrasi lagi dan materi yang disampaikan akan menjadi sia-sia. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka kondisi pembelajaran tidak dapat berkembang selain itu tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa.

       Mungkin dalam benak anda sekalian masih bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan E-learning ? dalam hal ini yang dimaksud dengan E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya berdasarkan sumber yang ada dijelaskan bahwasannya E-leraning dapat mempermudah proses pembelajaran, dimana akan tercipta proses pemebelajaran yang fleksibel dan terbuka selain itu Pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu media yang dikembangkan untuk menunjang pembelajaran secara online adalah program LMS (Learning Management System).
Sedangkan Clark dan Meyer (2003,p13), mendifiniskan E-leraning sebagai instruksi yang disampaikan  di computer dengan menggunakan CD-ROM, internet atau intranet dengan fitur-fitur sebagai berikut :
a)      Menyertakan materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran
b)      Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan latihan  untuk membantu pembelajaran
c)      Menggunakan elemen-elemen multimedia seperti text dan gambar untuk menyampaikan materinya
d)     Membangun Knowledge baru dan keahlian yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran secara individual atau untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwasannya pada dasarnya pembelajaran menggunkaan E-learning ini sangat berguna dalam proses pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran kimia, hal ini dikarenakan dapat mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi pelajaran, demikian juga interaksi antara peserta didik dengan guru maupun antara sesama peserta didik baik dari segi situasi, kondisi, waktu maupun tempat. Hal ini dikarekan pembelajaran dengan e-learning ini tidak hanya dapat dilaksanakan di jam sekolah saja, tetapi bisa juga diluar jam sekolah. Di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan memaksa pelajar menjadi berdikari dan lebih aktif dalam pembelajarannya kerana perancangan pelajaran dilakukan oleh pelajar itu sendiri. Pelajar membuat perancangan dan mencari maklumat dengan daya usaha dan inisiatif sendiri. 

KARAKTERISTIK E-LEARNING
Dalam hal ini pada dasarnya menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah :
1)      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2)      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3)      Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
4)      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasannya proses pembelajaran menggunakan E-learning dapat berdampak sangat luas terhadap siswa hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan E-learning mengikuti adanya perkembangan zaman

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
       Pada dasarnya dalam proses pembelajaran dengan menggunkaan pembelajaran E-learning ada beberapa strategi pembelajaran yang harus diperhatikan, yakni menurut Effendi dan Zhuang (2005, pp25-32), straegi E-learning melibatkan empat tahap, yaitu sebagai berikut :
a)      Analisa
b)     Perencanaan
c)      Pelaksanaan
d)     Evaluasi
Pada dasarnya dalam hal ini keempat tahapan diatas merupakan tahapan yang saling berkesinambungan dan saling mendukung satu sama lainnya. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa melalui pembelajaran E-learning, yaitu sebagai berikut :
1)      Siswa diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situasi real, memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topic-topik dalam kelompok
2)      Untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri, pendidik harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya
3)      Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Dengan berkolaborasi bersama peserta didik lain, dapat memberikan pengalaman real dan memperbaiki keterampilan metakognis mereka
4)      Peserta didik sebaiknya diberi waktu unntuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaam pada materi ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi. Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus, disamping itu, aktivitas belajar sebaiknya mendotong siswa untuk menerapkan materi ajar
5)      Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru, E-learning disarankan memberikan aktivitas social maupun interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilaian kinerja untuk mengatasi masalah.

MODEL PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
       Dalam proses pembelajaran degan menggunkaan E-learnig ada beberapa model yang dikembangkan agar dapat menghasilkan hasil yang optimal yang di tandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran kimia secara maksimal, dalam hal ini seperti yang telah dijelaskan diatas bahwasannya dengan adanya E-learning dapat membantu proses pembelajran dapat berjaan secara terbuka dan fleksibel sehingga pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh siswa, berikut model pengembangan proses pembelajaran dengan menggunkaan E-learning, yaitu sebagai berikut:


1)      Model pengembangan Borg dan Gall serta tahapan penelitian pengembangan
Pada penelitian pengembangan ini digunakan model pengembangan Borg & Gall (1983) dimana memiliki tujuan utama yaitu sebagai pengembangan produk dan pengujian keefektifan produk dalam mencapai tujuan dalam penelitian. Tujuan utama merupakan fungsi dari pengembangan dan tujuan kedua merupakan validasi produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah usaha dalam pengembangan suatu produk dengan adanya validasi pada produk tersebut.
Pemilihan model Borg and Gall yang digunakan pada pengembangan ini didasari pada beberapa faktor yaitu ;  1) adanya  studi pendahuluan sebagai dasar untuk melakukan penelitian pengembangan sehingga dapat diperkirakan produk pengembangan yang lebih tepat dan  dibutuhkan dalam pemecahan masalah pembelajaran, 2) adanya suatu tujuan untuk menghasilkan produk pengembangan melalui suatu proses validasi untuk menganalisis suatu penemuan baru atau untuk menjawab masalah yang lebih tepat dalam pendidikan.  Dalam ha ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh seorang pengajar, yaitu sebagai beirkut :
Tahapan untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran perangkat ajar ini  terdiri dari 3 tahap yaitu  tahap pendahuluan, tahap studi pengembangan, dan tahap evaluasi.
1)      Pada tahap pendahuluan , yang dilakukan adalah  studi literartur dimana  ini  memiliki tujuan untuk  mengumpulkan informasi yang diperoleh yang berguna untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran kimia dari permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala selama ini.  Kemudian analisis kebutuhan dimana terdiri dari analisis permasalahan dan potensi. Analisis permasalahan dilakukan untuk melihat situasi secara nyata yang ada di lapangan yaitu strategi pembelajaran yang digunakan, dan penjelasan sehingga strategi yang digunakan harus efektif agar pembelajaran tidak membosankan.  Selanjutnya adalah Potensi dimana siswa mampu menggunakan jejaring sosial.

2)       Tahap selanjutnya yaitu persiapan bahan ajar dan soal test yang digunakan untuk quiz online, selanjutnyan Validasi oleh Tim Ahli, Revisi Pengajaran, Uji Coba Produk, dan Pemberian Angket. 

3)      Tahap Evaluasi, dimana terdiri dari jenis data, dimana jenis data yang digunakan berupa data kualitatif yaitu hasil validasi dari tim ahli dan lembar kunjungan siswa dan data kuantitatif yaitu skor angket. Lalu kajian produk yang telah diujicobakan dan kesimpulan, dimana kajian produk ini dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengkaji hasil produk yang telah diujicobakan sehingga dapat diperoleh kesimpulan berupa keefektifan media dalam proses pengembangan media pembelajaran kimia.  Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan lembar kunjungan siswa.

1)      Model Pengembangan 4D serta tahapa penelitian pengembangan
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate).  Berikut ini akan dijelaskan mngenai ke 4 tahapan yag telah disebutkan diatas, yaitu sebagai beikut :
1)      Tahap pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning, (2) analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan (3) perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).  Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literatur dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari. 
2)      Tahap perencanaan (design) meliputi tiga langkah yaitu: (1) penyusunan tes dengan membuat soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi dan keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam bahan ajar, (2) pemilihan media untuk mendapatkan media yang tepat sesuai dengan perkembangan era teknologi yang sedang berlangsung, yaitu media internet, dan (3) perancangan awal yang meliputi membaca buku teks yang relevan, menulis bahan ajar, adaptasi bahan ajar, konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing.
3)       Pada tahap pengembangan (develop) langkah- langkah yang dilakukan adalah: (1) konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan untuk merancang dan menyusun media dan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian, (2) validasi yang merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang nilai yang diperoleh dari validator, (3) analisis hasil validasi,  hasil validasi dianalisis sesuai dengan penilaian, saran, dan kritik dari validator, (4) revisi bahan ajar berbasis e-learning yang bertujuan untuk menyempurnakan bahan ajar yang akan digunakan, dan (5) uji coba terbatas, tujuan uji coba ini hanya untuk mengetahui kelayakan dari produk pengembangan yakni bahan ajar berbasis e-learning.
4)       Tahap keempat yaitu penyebarluasan (disseminate) merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tahap ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar berbasis e-learning hasil pengembangan. Dalam pengembangan ini, tahap penyebarluasan (disseminate) tidak dilakukan karena pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.  Selain itu, disesuaikan dengan tujuan pengembangan bahan ajar berbasis e-learning yakni untuk mengetahui kelayakan bahan ajar bukan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
MANFAAT E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
            Dalam proses pembelajaran pada dasarnya E-learning memiliki manfaat yang sangat berguna dalam proses pembelajaran, diantaranya, yaitu sebagai berikut :
Manfaat E-learning adalah :
a)      Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
b)      Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
c)      Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah :
a)      Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan  proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
b)      Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
c)      Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
d)     Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
e)      Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
f)       Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.




KELEBIHAN & KEKURANGAN E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
       Dalam proses pembelajaran ini terntu tidak terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya itu sendiri, termasuk juga didalamnya yakni penggunaan E-leraning dalam pembelajaran juga memiliki kelebian dan kekurangan yang ada, yakni sebagai berikut :
a)      Kelebihan E-learning
Kelebihan E-learning  ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
1)      Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video. 
2)      Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
3)      Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
4)      Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
b)     Kekurangan E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
1)      Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
2)      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3)      Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 
4)      Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
5)      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6)      Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
7)      Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8)      Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik. 
9)      Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
10)  Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11)  Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
12)  Peserta didik dapat merasa terisolasi.

Sehingga pada dasarnya dapat ditarik sebuh kesimpulan bahwasannya sangat penting dalam proses pembelajaran menggunakan adanya sebuah multimedia yang berguna dalam meningkatkan daya minat serta meningkatkan rasa ingin tahu siswa akan sebuah informasi yang akan disampaikan oleh pengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan E-learning dimana dapat dengan mudah diterima di dalam proses pembelajaran oleh siswa karena pada dasarnya E-learnig adalah sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada pemrosesan informasi berbasis internet sehingga dapat dengan mudah untuk dapat di ajarkan pada siswa yang sedang juga mengalami perkembangan teknologi.




PERMASALAHAN :
1.    Jelaskan menurut pendapat anda, apakah semua materi yang akan diajar dapat menggunakan E-learning dalam proses pembelajaran ? serta jelaskan juga ,ateri yang seperti apa yang dapat menggunakan E-learning dalam proses pembelajarannya ?!
2.  Dengan diikuti oleh perkembangan zaman, tentunya teknologi akan semakin berkembang dengan pesat, namu seperti yang kita ketahui bahwasannya di indonesia masih banyak daerah yang minim akan tersentuh oleh perkembangan zaman itu sendiri, sehingga secara otomatis mereka akan terisolasi dari dunia serta perkembangan yang terjadi di dunia luar. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara altenatif  seorang guru yang mengajar di daerah 3T di wilayah Indonesia dapat mengatasi masalah tersebut sedangkn perkembangan zaman semakin meningkat ?
3. Jelaskan menurut pendapat anda apakah E-learning efektif diterapkan dalam proses pembelajaran ?
4.    Menurut pendapat anda hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran dengan menggunkaan E-learning ? serta kendala-kendala seperti apa saja yang dapat menghambat proses pembelajaran dengan menggunakan E-learning???






Share:

Kamis, 05 April 2018

Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media


TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

            Hello…. Readers kembali lagi dengan postingan saya yang berikutnya yakni masih dengan tema yang sama yakni “ Media Pembelajaran Kimia ” dengan sub bab materi yang berbeda yakni mengenai “ Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media ” dalam hal ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pemrosesan Informasi berbantuan media. Nah, untuk pertama kalinya Pernahkah kalian berpikir ? ya semua orang pasti berpikir , nah apakah yang di maksud dengan berpikir ? Proses berpikir merupakan proses kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung oleh manusia  bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran.
Selai itu , Teori pemrosesan informasi juga dapat di katakan sebagai teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak . Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Nah, untuk sekedar berbagai informasi nih bahwasannya Salah satu tokoh pelopor dari teori pemrosesan informasi adalah Robert Gagne yang memiliki nama lengkap Robert Milis Gagne, ia dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1916 di di North Andover, Massachusetts dan meninggal pada tanggal 28 April tahun 2002. Setelah lulus dari SMA, Gagne melanjutkan pendidikan di Yale University. 
Pada   tahun   1937    Gagne   mendapat    gelar   B.A  dari    di Brown University dan mendapat gelar Ph.D  di bidang  psikologi  pada tahun 1940. Robert Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa The Condition Of Learning. Ia profesor psikologi dan pendidikan di Connecticut College untuk Perempuan (1940-1949), Pennsylvania State University (1945-1946),  Princeton (1958-1962), dan University of California di Berkeley (1966-1969), dan profesor di Departemen Penelitian Pendidikan di Florida State University di Tallahassee dimulai pada tahun 1969. Ia juga menjabat sebagai direktur penelitian untuk Angkatan Udara (1949-1958) di Lackland, Texas, dan Lowry, Colorado. Dia bekerja sebagai konsultan untuk Departemen Pertahanan (1958-1961),  dan di Kantor Pendidikan Amerika Serikat (1964-1966). Selain itu, ia menjabat sebagai direktur penelitian di Institut Penelitian Amerika di Pittsburgh (1962-1965). Diambil dari (Biography Robert Mils Gagnehttp://www.bookrags.com).
Dalam Teori pemrosesan informasi , Oleh karena karya sentral multimedia learning berlangsung dalam memori kerja atau working memory. Memori kerja digunakan untuk penyimpanan sementara dan memanipulasi pengetahuan dalam kesadaran pikiran aktif. Teori kognitif tentang multimedia learning dapat digambarkan dalam diagram berikut ini : 

Keterangan pada gambar :
Ø  Pada gambar Sisi kiri dari Memori Kerja mewakili materi mentah yang masuk ke dalam memori kerja; yakni, citra visual berupa gambar dan citra suara berupa kata-kata.
Ø  Sisi kanan kotak Memori Kerja mewakili pengetahuan yang sudah terkonstruksi di memori kerja – model – model mental verbal dan visual serta keterkaitan diantara mereka.
Ø  Kotak diujung sebelah kanan diberi label Memori Jangka Panjang saling terkait dengan gudang pengetahuan si murid. Tidak seperti memori kerja, memori jangka panjang ini bisa menampung sangat banyak pengetahuan dalam periode yang sangat lama.

Sedangkan , Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, sebagai berikut :
v  Memori Episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita.
v  Memori Semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum 
v  Memori Prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Sistem Pemrosesan Informasi
Pada mulanya Gredler (2013:227) menyebutkan bahwa ada dua asumsi pokok yang mendukung riset pemrosesan informasi, yaitu sistem memori adalah pengolah informasi yang aktif dan terorganisasi serta pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam belajar. Terkait dengan asumsi tersebut maka perlu dibahas tentang hakikat sistem memori manusia dan organisasi pengetahuan dalam memori jangka panjang.
Konsepsi awal tentang memori manusia menganggap bahwa memori hanya sekedar tempat penyimpanan atau kolektor informasi yang pasif selama periode waktu yang lama. Tetapi, pada tahun 1960-an periset mulai memandang memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan mengorganisasikan semua pengetahuan kita (Gredler, 2013:227). Disebutkan pula oleh Santrock (2009:359) bahwa memori atau ingatan adalah penyimpanan informasi di setiap waktu.
Sehingga dengan ini dapat ditarik benang merah bahwasannya cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan, yaitu Memori Sensori (Sensory Memory), Memori Jangka Pendek (Short-Term Memory) dan Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory). Konseptualisasi umum memori manusia digambarkan oleh Gredler (2013:231) dalam gambar 1.1 berikut ini.


a.      Memori Sensori (Sensory Memory)
Sensory memory atau sensory register merupakan komponen pertama dalam system memori. Sensori memory menerima stimuli atau informasi dari lingkungan (seperti sinar, suara, bau, dan lain sebagainya) secara terus menerus melalui alat penerima (receptor) kita. Receptor disebut juga dengan alat-alat indera. Informasi yang diterima disimpan dalam sensory memory kurang lebih dua detik (Baharuddin, 2007:100).
Masih dalam Baharudin (2007:100) disebutkan bahwa keberadaan sensory memory memiliki dua implikasi dalam proses belajar. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi yang ingin diingatnya. Kedua, waktu mendapatkan atau mengambil informasi harus dalam keadaaan sadar. Setelah respon diterima oleh sensory memory, otak mulai bekerja untuk memberikan makna terhadap informasi atau ransangan tersebut. Proses ini disebut Perseption atau memersepsi. Persepsi (pengenalan pola) terjadi; yaitu proses pemberian makna terhadap sebuah input stimulus (Schunk, 2012: 231). mengacu pada kelekatan makna pada input-input lingkungan yang diterima melalu panca indera (Schunk, 2012: 244).
Singkatnya bahwasannya informasi  masuk  ke  sistem  melalui  sensory register,  tetapi  hanya  disimpan  untuk  periode  waktu  terbatas.  Agar tetap dalam  sistem,  informasi  masuk  ke  working  memory  yang  digabungkan dengan informasi di long-term memory.   

b.      Memori Jangka Pendek (Short-Term Memory)
Short-term memory atau memori jangka pendek adalah sistem memori dengan kapasitas yang terbatas di mana informasi disimpan selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena jika diproses informasi bisa disimpan lebih lama (Santrock, 2009:364).
Pada dasarnya Short-term memory disebut juga sebagai working memory atau memori kerja. Baddeley (1993, 1998, 2000, 2001) dalam Santrock (2009: 365) menyatakan bahwa working memory seperti meja kerja pikiran tempat berlangsungnya banyak pemrosesan informasi. Working memory terdiri atas tiga komponen utama, yaitu putaran fonologis, working memory visual ruang, dan eksekutif sentral. Input dari memori sensori menuju putaran fonologis, di mana informasi tentang cara bicara disimpan dan pengulangan terjadi dan menuju working memory visual ruang, di mana informasi visual dan  ruang, termasuk imajinasi disimpan. Eksekutif sentral tidak hanya menggabungkan informasi dari putaran fonologis dan working memory visual ruang, tetapi juga dari memori jangka panjang.

c.       Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory)
Long-term memory atau memori jangka panjang adalah jenis memori yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relative permanen (Santrock, 2009: 366). Kapasitas memori jangka panjang manusia sangatlah mengejutkan dan efisiensi di mana individu-individu bisa mendapatkan kembali informasi sangatlah mengesankan. Menurut Baddeley (1998) dalam Schunk (2013:258) representasi pengetahuan dalam LTM tergantung pada frekuensi dan kontinguitas. Makin sering suatu fakta, peristiwa, atau ide dijumpai, makin kuat representasinya dalam memori. Selain itu, dua pengalaman yang terjadi berdekatan waktunya akan cenderung dihubungkan dengan memori sehingga ketika salah satunya diingatkan yang satunya akan teraktifkan. Maka, informasi dalam LTM direpresentasikan dalam struktur-struktur asosiatif. Asosiasi-asosiasi ini sifatnya kognitif, tidak seperti asosiasi dalam teori pengkondisian yang sifatnya behavioral (stimulus dan respon).
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory) merupakan Long Term Memory (LTM) diasumsikan :
·         Berisi semua pengetahuan yan telah dimiliki individu,
·         Mempunyai kapasitas tidak terbatas,
·         Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau    
            hilang.
Dalam mengartikan penyampaian informasi dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar, desain pesan,  serta kemampuan sensorik. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi  atau teks audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda).
Sebenarnya istilah desan pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang  memungkinkan untuk mengkondisi  pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan  bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain  pesan multimedia instruksional ialah teori  pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan  memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan . Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (dual-coding theory): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independent yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal); kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimedia.

Implikasi Teori Pemrosesan Informasi Terhadap Pembelajaran
            Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap proses pembelajaran akan dijelaskan yaitu sebagai berikut :
a)      Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performance pembelajar.
b)       Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi mensupport yang terjadi pada pembelajaran.

Permasalahan :
1)      Bagaimana cara seseorang untuk dapat memiliki memori atau ingatan jangka panjang ? seperti yang kita ketahui bahwasannya ada sebagaian orang yang bahkan tidak ingat dengan nama temannya sendiri ! jelaskan dengan singkat.
2)      Jelaskan menurut pendapat anda, faktor apa yang mempengaruhi ingatan atau memori seseorang dalam mengingat suatu hal? Serta jelaskan ada beberapa kasus dalam proses pembelajaran dimana siswa yang sering bermain game namun mereka justru memiliki ingatan yang kuat? Jelaskan mengapa demikian dapat terjadi ?
3)      Menurut pendapat anda, bagaimanakah tips dan triknya agar memiliki ingatan jangka panjang dan tidak cepat lupa? Jelaskan beserta contoh !?

Share: