PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Haii haii….. ketemu lagi pada
postingan minggu ke-4 nih!!! Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas
mengenai “Teori Pemrosesan Informasi
Berbantuan Media”, dimana pada materi sebelumnya telah dijelaskan
bahawasannya dalam mengajar dibutuhkannya media agar pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal yang ditandai dengan tercepainya tujuan pembelajaran,
dalam hal ini media dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar
dengan giat dan agar siswa dapat terpacu dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Nah pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai “Perkembangan E-learning dalam Pembelajaran
Kimia”, wahhh.. Buat para pembaca pastinya udah gak sabar nih untuk
mengajar pasti udah siap bukan? Heheh. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai
perembangan E-learning dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan E-learning itu sendiri, berikut ulasannya :
PENGERTIAN E-LEARNING
Semakin
berkembangnya zaman, maka jenis dan materi dalam pembelajaran akan mengalami
peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai cara dilakukan
guru untuk menyampaikan materi pembelajaran supaya dapat diterima oleh siswa
dengan baik, misalnya dengan menambah jam pelajaran di sekolah. Usaha ini belum
bisa membantu karena sebagian siswa
mempunyai kemampuan berkonsentrasi yang terbatas, jika dipaksakan menerima
materi dalam waktu yang lama, dapat membuat mereka tidak berkonsentrasi lagi
dan materi yang disampaikan akan menjadi sia-sia. Apabila hal ini terjadi
secara terus menerus maka kondisi pembelajaran tidak dapat berkembang selain
itu tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran siswa.
Mungkin
dalam benak anda sekalian masih bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan
E-learning ? dalam hal ini yang dimaksud dengan E-learning adalah suatu sistem atau
konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar. Pada dasarnya berdasarkan sumber yang ada dijelaskan bahwasannya
E-leraning dapat mempermudah proses pembelajaran, dimana akan tercipta proses
pemebelajaran yang fleksibel dan terbuka selain itu Pembelajaran dapat terjadi
kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu media yang
dikembangkan untuk menunjang pembelajaran secara online adalah program LMS
(Learning Management System).
Sedangkan Clark dan Meyer (2003,p13), mendifiniskan
E-leraning sebagai instruksi yang disampaikan
di computer dengan menggunakan CD-ROM, internet atau intranet
dengan fitur-fitur sebagai berikut :
a)
Menyertakan materi
yang relevan dengan tujuan pembelajaran
b)
Menggunakan metode
instruksional seperti contoh dan latihan
untuk membantu pembelajaran
c)
Menggunakan elemen-elemen
multimedia seperti text dan gambar
untuk menyampaikan materinya
d)
Membangun Knowledge baru dan keahlian yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran secara individual atau untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
Seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwasannya pada dasarnya pembelajaran menggunkaan
E-learning ini sangat berguna dalam proses pembelajaran terutama dalam proses
pembelajaran kimia, hal ini dikarenakan dapat mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan materi pelajaran, demikian juga interaksi antara peserta
didik dengan guru maupun antara sesama peserta didik baik dari segi situasi,
kondisi, waktu maupun tempat. Hal ini dikarekan pembelajaran dengan e-learning
ini tidak hanya dapat dilaksanakan di jam sekolah saja, tetapi bisa juga diluar
jam sekolah. Di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar.
Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan memaksa pelajar menjadi berdikari dan
lebih aktif dalam pembelajarannya kerana perancangan pelajaran dilakukan oleh
pelajar itu sendiri. Pelajar membuat perancangan dan mencari maklumat dengan
daya usaha dan inisiatif sendiri.
KARAKTERISTIK E-LEARNING
Dalam hal ini pada
dasarnya menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan,
yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan
kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Karakteristik
E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah :
1) Memanfaatkan jasa teknologi
elektronik.
2)
Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3)
Menggunakan
bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di
komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
4)
Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasannya proses pembelajaran menggunakan
E-learning dapat berdampak sangat luas terhadap siswa hal ini dikarenakan
pembelajaran dengan menggunakan E-learning mengikuti adanya perkembangan zaman
STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
Pada dasarnya
dalam proses pembelajaran dengan menggunkaan pembelajaran E-learning ada
beberapa strategi pembelajaran yang harus diperhatikan, yakni menurut Effendi
dan Zhuang (2005, pp25-32), straegi E-learning melibatkan empat tahap, yaitu
sebagai berikut :
a)
Analisa
b)
Perencanaan
c)
Pelaksanaan
d)
Evaluasi
Pada dasarnya dalam hal
ini keempat tahapan diatas merupakan tahapan yang saling berkesinambungan dan
saling mendukung satu sama lainnya. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang
berpengaruh terhadap perkembangan siswa melalui pembelajaran E-learning, yaitu
sebagai berikut :
1)
Siswa diberi
kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situasi
real, memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topic-topik
dalam kelompok
2)
Untuk mendorong
peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri, pendidik harus memberikan
pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik harus mempunyai inisiatif
untuk belajar dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya
3)
Sebaiknya digunakan
strategi pembelajaran kolaboratif. Dengan berkolaborasi bersama peserta didik
lain, dapat memberikan pengalaman real dan memperbaiki keterampilan metakognis
mereka
4)
Peserta didik
sebaiknya diberi waktu unntuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaam pada materi
ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi. Belajar sebaiknya dibuat
bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus,
disamping itu, aktivitas belajar sebaiknya mendotong siswa untuk menerapkan
materi ajar
5)
Ketika belajar
memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru,
E-learning disarankan memberikan aktivitas social maupun interaksi dengan siswa
lain, belajar berbasis konteks, penilaian kinerja untuk mengatasi masalah.
MODEL PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
E-LEARNING
Dalam proses
pembelajaran degan menggunkaan E-learnig ada beberapa model yang dikembangkan
agar dapat menghasilkan hasil yang optimal yang di tandai dengan tercapainya
tujuan pembelajaran kimia secara maksimal, dalam hal ini seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwasannya dengan adanya E-learning dapat membantu proses
pembelajran dapat berjaan secara terbuka dan fleksibel sehingga pembelajaran
dapat dengan mudah diserap oleh siswa, berikut model pengembangan proses
pembelajaran dengan menggunkaan E-learning, yaitu sebagai berikut:
1)
Model pengembangan Borg dan Gall serta tahapan
penelitian pengembangan
Pada penelitian pengembangan ini digunakan model
pengembangan Borg & Gall (1983) dimana memiliki tujuan utama yaitu sebagai
pengembangan produk dan pengujian keefektifan produk dalam mencapai tujuan
dalam penelitian. Tujuan utama merupakan fungsi dari pengembangan dan tujuan
kedua merupakan validasi produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah usaha dalam pengembangan suatu produk dengan adanya
validasi pada produk tersebut.
Pemilihan model Borg and Gall yang digunakan pada
pengembangan ini didasari pada beberapa faktor yaitu ; 1) adanya
studi pendahuluan sebagai dasar untuk melakukan penelitian pengembangan
sehingga dapat diperkirakan produk pengembangan yang lebih tepat dan dibutuhkan dalam pemecahan masalah
pembelajaran, 2) adanya suatu tujuan untuk menghasilkan produk pengembangan
melalui suatu proses validasi untuk menganalisis suatu penemuan baru atau untuk
menjawab masalah yang lebih tepat dalam pendidikan. Dalam ha ini ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan oleh seorang pengajar, yaitu sebagai beirkut :
Tahapan untuk
penelitian dan pengembangan pembelajaran perangkat ajar ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap studi pengembangan,
dan tahap evaluasi.
1)
Pada tahap
pendahuluan , yang dilakukan adalah
studi literartur dimana ini memiliki tujuan untuk mengumpulkan informasi yang diperoleh yang
berguna untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran kimia dari
permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala selama ini. Kemudian analisis kebutuhan dimana terdiri
dari analisis permasalahan dan potensi. Analisis permasalahan dilakukan untuk
melihat situasi secara nyata yang ada di lapangan yaitu strategi pembelajaran
yang digunakan, dan penjelasan sehingga strategi yang digunakan harus efektif
agar pembelajaran tidak membosankan.
Selanjutnya adalah Potensi dimana siswa mampu menggunakan jejaring
sosial.
2)
Tahap selanjutnya yaitu persiapan bahan ajar
dan soal test yang digunakan untuk quiz online, selanjutnyan Validasi oleh Tim
Ahli, Revisi Pengajaran, Uji Coba Produk, dan Pemberian Angket.
3)
Tahap Evaluasi,
dimana terdiri dari jenis data, dimana jenis data yang digunakan berupa data
kualitatif yaitu hasil validasi dari tim ahli dan lembar kunjungan siswa dan
data kuantitatif yaitu skor angket. Lalu kajian produk yang telah diujicobakan
dan kesimpulan, dimana kajian produk ini dilakukan dalam bentuk diskusi untuk
mengkaji hasil produk yang telah diujicobakan sehingga dapat diperoleh
kesimpulan berupa keefektifan media dalam proses pengembangan media
pembelajaran kimia. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan lembar kunjungan siswa.
1)
Model Pengembangan 4D serta tahapa penelitian pengembangan
Pengembangan bahan ajar
berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan
pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni
4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design),
pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate). Berikut ini akan dijelaskan mngenai ke 4
tahapan yag telah disebutkan diatas, yaitu sebagai beikut :
1)
Tahap
pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan
kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap
ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari
pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning, (2) analisis siswa,
langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa
kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi
dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan (3) perumusan indikator
hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) analisis tugas dengan mencari literatur dan sumber belajar tentang
hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan
mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari.
2)
Tahap
perencanaan (design) meliputi tiga langkah yaitu: (1) penyusunan tes dengan
membuat soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi dan
keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam bahan ajar, (2) pemilihan media
untuk mendapatkan media yang tepat sesuai dengan perkembangan era teknologi
yang sedang berlangsung, yaitu media internet, dan (3) perancangan awal yang
meliputi membaca buku teks yang relevan, menulis bahan ajar, adaptasi bahan
ajar, konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing.
3)
Pada tahap pengembangan (develop) langkah-
langkah yang dilakukan adalah: (1) konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan
untuk merancang dan menyusun media dan instrumen yang akan dipakai dalam
penelitian, (2) validasi yang merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
tentang nilai yang diperoleh dari validator, (3) analisis hasil validasi, hasil validasi dianalisis sesuai dengan
penilaian, saran, dan kritik dari validator, (4) revisi bahan ajar berbasis
e-learning yang bertujuan untuk menyempurnakan bahan ajar yang akan digunakan,
dan (5) uji coba terbatas, tujuan uji coba ini hanya untuk mengetahui kelayakan
dari produk pengembangan yakni bahan ajar berbasis e-learning.
4)
Tahap keempat yaitu penyebarluasan
(disseminate) merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada
skala yang lebih luas. Tahap ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan
bahan ajar berbasis e-learning hasil pengembangan. Dalam pengembangan ini,
tahap penyebarluasan (disseminate) tidak dilakukan karena pertimbangan
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
Selain itu, disesuaikan dengan tujuan pengembangan bahan ajar berbasis
e-learning yakni untuk mengetahui kelayakan bahan ajar bukan untuk mengukur
prestasi belajar siswa.
MANFAAT E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran pada dasarnya
E-learning memiliki manfaat yang sangat berguna dalam proses pembelajaran,
diantaranya, yaitu sebagai berikut :
Manfaat E-learning adalah :
a)
Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu
dan tempat untuk mengakses perjalanan.
b)
Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar
secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
c)
Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar
dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat
E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah :
a)
Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses
belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
b)
Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
c)
Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
d)
Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
e)
Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
f)
Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat
teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.
KELEBIHAN & KEKURANGAN E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
Dalam proses
pembelajaran ini terntu tidak terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan
dalam proses pembelajarannya itu sendiri, termasuk juga didalamnya yakni
penggunaan E-leraning dalam pembelajaran juga memiliki kelebian dan kekurangan
yang ada, yakni sebagai berikut :
a)
Kelebihan E-learning
Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas,
kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media
(Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak
kelebihan yaitu :
1)
Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia
berupa gambar, teks, animasi, suara, video.
2)
Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur,
tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk
diperbanyak.
3)
Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung
pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
4)
Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi
tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji
dengan e-test.
b) Kekurangan E-learning
Kekurangan
E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model
E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer,
monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam
(2008:140) sebagai berikut :
1)
Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan
antar pelajar itu sendiri.
2)
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3)
Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4)
Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran
yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
5)
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6)
Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
7)
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8)
Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah
tersendiri bagi peserta didik.
9)
Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses
grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
10)
Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11)
Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga
penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
12)
Peserta didik dapat merasa terisolasi.
Sehingga pada dasarnya dapat ditarik sebuh
kesimpulan bahwasannya sangat penting dalam proses pembelajaran menggunakan
adanya sebuah multimedia yang berguna dalam meningkatkan daya minat serta
meningkatkan rasa ingin tahu siswa akan sebuah informasi yang akan disampaikan
oleh pengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan E-learning dimana dapat
dengan mudah diterima di dalam proses pembelajaran oleh siswa karena pada
dasarnya E-learnig adalah sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada pemrosesan
informasi berbasis internet sehingga dapat dengan mudah untuk dapat di ajarkan
pada siswa yang sedang juga mengalami perkembangan teknologi.
PERMASALAHAN :
1. Jelaskan menurut
pendapat anda, apakah semua materi yang akan diajar dapat menggunakan E-learning
dalam proses pembelajaran ? serta jelaskan juga ,ateri yang seperti apa yang
dapat menggunakan E-learning dalam proses pembelajarannya ?!
2. Dengan diikuti
oleh perkembangan zaman, tentunya teknologi akan semakin berkembang dengan pesat,
namu seperti yang kita ketahui bahwasannya di indonesia masih banyak daerah
yang minim akan tersentuh oleh perkembangan zaman itu sendiri, sehingga secara
otomatis mereka akan terisolasi dari dunia serta perkembangan yang terjadi di
dunia luar. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara altenatif seorang guru yang mengajar di daerah 3T di
wilayah Indonesia dapat mengatasi masalah tersebut sedangkn perkembangan zaman
semakin meningkat ?
3. Jelaskan menurut
pendapat anda apakah E-learning efektif diterapkan dalam proses pembelajaran ?
4. Menurut pendapat
anda hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran dengan
menggunkaan E-learning ? serta kendala-kendala seperti apa saja yang dapat
menghambat proses pembelajaran dengan menggunakan E-learning???