Minggu, 08 April 2018

Pengembangan E-learning Dalam Pembelajaran Kimia


PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

            Haii haii….. ketemu lagi pada postingan minggu ke-4 nih!!! Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas mengenai “Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media”, dimana pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahawasannya dalam mengajar dibutuhkannya media agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal yang ditandai dengan tercepainya tujuan pembelajaran, dalam hal ini media dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar dengan giat dan agar siswa dapat terpacu dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Nah pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai “Perkembangan E-learning dalam Pembelajaran Kimia”, wahhh.. Buat para pembaca pastinya udah gak sabar nih untuk mengajar pasti udah siap bukan? Heheh. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perembangan E-learning dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan E-learning itu sendiri, berikut ulasannya :

PENGERTIAN E-LEARNING
       Semakin berkembangnya zaman, maka jenis dan materi dalam pembelajaran akan mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai cara dilakukan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran supaya dapat diterima oleh siswa dengan baik, misalnya dengan menambah jam pelajaran di sekolah. Usaha ini belum bisa  membantu karena sebagian siswa mempunyai kemampuan berkonsentrasi yang terbatas, jika dipaksakan menerima materi dalam waktu yang lama, dapat membuat mereka tidak berkonsentrasi lagi dan materi yang disampaikan akan menjadi sia-sia. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka kondisi pembelajaran tidak dapat berkembang selain itu tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa.

       Mungkin dalam benak anda sekalian masih bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud dengan E-learning ? dalam hal ini yang dimaksud dengan E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya berdasarkan sumber yang ada dijelaskan bahwasannya E-leraning dapat mempermudah proses pembelajaran, dimana akan tercipta proses pemebelajaran yang fleksibel dan terbuka selain itu Pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu media yang dikembangkan untuk menunjang pembelajaran secara online adalah program LMS (Learning Management System).
Sedangkan Clark dan Meyer (2003,p13), mendifiniskan E-leraning sebagai instruksi yang disampaikan  di computer dengan menggunakan CD-ROM, internet atau intranet dengan fitur-fitur sebagai berikut :
a)      Menyertakan materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran
b)      Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan latihan  untuk membantu pembelajaran
c)      Menggunakan elemen-elemen multimedia seperti text dan gambar untuk menyampaikan materinya
d)     Membangun Knowledge baru dan keahlian yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran secara individual atau untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwasannya pada dasarnya pembelajaran menggunkaan E-learning ini sangat berguna dalam proses pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran kimia, hal ini dikarenakan dapat mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi pelajaran, demikian juga interaksi antara peserta didik dengan guru maupun antara sesama peserta didik baik dari segi situasi, kondisi, waktu maupun tempat. Hal ini dikarekan pembelajaran dengan e-learning ini tidak hanya dapat dilaksanakan di jam sekolah saja, tetapi bisa juga diluar jam sekolah. Di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan memaksa pelajar menjadi berdikari dan lebih aktif dalam pembelajarannya kerana perancangan pelajaran dilakukan oleh pelajar itu sendiri. Pelajar membuat perancangan dan mencari maklumat dengan daya usaha dan inisiatif sendiri. 

KARAKTERISTIK E-LEARNING
Dalam hal ini pada dasarnya menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah :
1)      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2)      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3)      Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
4)      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasannya proses pembelajaran menggunakan E-learning dapat berdampak sangat luas terhadap siswa hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan E-learning mengikuti adanya perkembangan zaman

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
       Pada dasarnya dalam proses pembelajaran dengan menggunkaan pembelajaran E-learning ada beberapa strategi pembelajaran yang harus diperhatikan, yakni menurut Effendi dan Zhuang (2005, pp25-32), straegi E-learning melibatkan empat tahap, yaitu sebagai berikut :
a)      Analisa
b)     Perencanaan
c)      Pelaksanaan
d)     Evaluasi
Pada dasarnya dalam hal ini keempat tahapan diatas merupakan tahapan yang saling berkesinambungan dan saling mendukung satu sama lainnya. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa melalui pembelajaran E-learning, yaitu sebagai berikut :
1)      Siswa diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situasi real, memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topic-topik dalam kelompok
2)      Untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri, pendidik harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya
3)      Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Dengan berkolaborasi bersama peserta didik lain, dapat memberikan pengalaman real dan memperbaiki keterampilan metakognis mereka
4)      Peserta didik sebaiknya diberi waktu unntuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaam pada materi ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi. Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus, disamping itu, aktivitas belajar sebaiknya mendotong siswa untuk menerapkan materi ajar
5)      Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru, E-learning disarankan memberikan aktivitas social maupun interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilaian kinerja untuk mengatasi masalah.

MODEL PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
       Dalam proses pembelajaran degan menggunkaan E-learnig ada beberapa model yang dikembangkan agar dapat menghasilkan hasil yang optimal yang di tandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran kimia secara maksimal, dalam hal ini seperti yang telah dijelaskan diatas bahwasannya dengan adanya E-learning dapat membantu proses pembelajran dapat berjaan secara terbuka dan fleksibel sehingga pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh siswa, berikut model pengembangan proses pembelajaran dengan menggunkaan E-learning, yaitu sebagai berikut:


1)      Model pengembangan Borg dan Gall serta tahapan penelitian pengembangan
Pada penelitian pengembangan ini digunakan model pengembangan Borg & Gall (1983) dimana memiliki tujuan utama yaitu sebagai pengembangan produk dan pengujian keefektifan produk dalam mencapai tujuan dalam penelitian. Tujuan utama merupakan fungsi dari pengembangan dan tujuan kedua merupakan validasi produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah usaha dalam pengembangan suatu produk dengan adanya validasi pada produk tersebut.
Pemilihan model Borg and Gall yang digunakan pada pengembangan ini didasari pada beberapa faktor yaitu ;  1) adanya  studi pendahuluan sebagai dasar untuk melakukan penelitian pengembangan sehingga dapat diperkirakan produk pengembangan yang lebih tepat dan  dibutuhkan dalam pemecahan masalah pembelajaran, 2) adanya suatu tujuan untuk menghasilkan produk pengembangan melalui suatu proses validasi untuk menganalisis suatu penemuan baru atau untuk menjawab masalah yang lebih tepat dalam pendidikan.  Dalam ha ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh seorang pengajar, yaitu sebagai beirkut :
Tahapan untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran perangkat ajar ini  terdiri dari 3 tahap yaitu  tahap pendahuluan, tahap studi pengembangan, dan tahap evaluasi.
1)      Pada tahap pendahuluan , yang dilakukan adalah  studi literartur dimana  ini  memiliki tujuan untuk  mengumpulkan informasi yang diperoleh yang berguna untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran kimia dari permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala selama ini.  Kemudian analisis kebutuhan dimana terdiri dari analisis permasalahan dan potensi. Analisis permasalahan dilakukan untuk melihat situasi secara nyata yang ada di lapangan yaitu strategi pembelajaran yang digunakan, dan penjelasan sehingga strategi yang digunakan harus efektif agar pembelajaran tidak membosankan.  Selanjutnya adalah Potensi dimana siswa mampu menggunakan jejaring sosial.

2)       Tahap selanjutnya yaitu persiapan bahan ajar dan soal test yang digunakan untuk quiz online, selanjutnyan Validasi oleh Tim Ahli, Revisi Pengajaran, Uji Coba Produk, dan Pemberian Angket. 

3)      Tahap Evaluasi, dimana terdiri dari jenis data, dimana jenis data yang digunakan berupa data kualitatif yaitu hasil validasi dari tim ahli dan lembar kunjungan siswa dan data kuantitatif yaitu skor angket. Lalu kajian produk yang telah diujicobakan dan kesimpulan, dimana kajian produk ini dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengkaji hasil produk yang telah diujicobakan sehingga dapat diperoleh kesimpulan berupa keefektifan media dalam proses pengembangan media pembelajaran kimia.  Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan lembar kunjungan siswa.

1)      Model Pengembangan 4D serta tahapa penelitian pengembangan
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate).  Berikut ini akan dijelaskan mngenai ke 4 tahapan yag telah disebutkan diatas, yaitu sebagai beikut :
1)      Tahap pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning, (2) analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan (3) perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).  Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literatur dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari. 
2)      Tahap perencanaan (design) meliputi tiga langkah yaitu: (1) penyusunan tes dengan membuat soal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi dan keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam bahan ajar, (2) pemilihan media untuk mendapatkan media yang tepat sesuai dengan perkembangan era teknologi yang sedang berlangsung, yaitu media internet, dan (3) perancangan awal yang meliputi membaca buku teks yang relevan, menulis bahan ajar, adaptasi bahan ajar, konsultasi secara intensif dengan dosen pembimbing.
3)       Pada tahap pengembangan (develop) langkah- langkah yang dilakukan adalah: (1) konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan untuk merancang dan menyusun media dan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian, (2) validasi yang merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang nilai yang diperoleh dari validator, (3) analisis hasil validasi,  hasil validasi dianalisis sesuai dengan penilaian, saran, dan kritik dari validator, (4) revisi bahan ajar berbasis e-learning yang bertujuan untuk menyempurnakan bahan ajar yang akan digunakan, dan (5) uji coba terbatas, tujuan uji coba ini hanya untuk mengetahui kelayakan dari produk pengembangan yakni bahan ajar berbasis e-learning.
4)       Tahap keempat yaitu penyebarluasan (disseminate) merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tahap ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar berbasis e-learning hasil pengembangan. Dalam pengembangan ini, tahap penyebarluasan (disseminate) tidak dilakukan karena pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.  Selain itu, disesuaikan dengan tujuan pengembangan bahan ajar berbasis e-learning yakni untuk mengetahui kelayakan bahan ajar bukan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
MANFAAT E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
            Dalam proses pembelajaran pada dasarnya E-learning memiliki manfaat yang sangat berguna dalam proses pembelajaran, diantaranya, yaitu sebagai berikut :
Manfaat E-learning adalah :
a)      Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
b)      Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
c)      Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah :
a)      Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan  proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
b)      Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
c)      Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
d)     Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
e)      Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
f)       Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.




KELEBIHAN & KEKURANGAN E-LERANING DALAM PEMBELAJARAN
       Dalam proses pembelajaran ini terntu tidak terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya itu sendiri, termasuk juga didalamnya yakni penggunaan E-leraning dalam pembelajaran juga memiliki kelebian dan kekurangan yang ada, yakni sebagai berikut :
a)      Kelebihan E-learning
Kelebihan E-learning  ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
1)      Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video. 
2)      Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
3)      Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
4)      Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
b)     Kekurangan E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
1)      Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
2)      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3)      Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 
4)      Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).
5)      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6)      Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
7)      Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8)      Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik. 
9)      Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
10)  Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11)  Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
12)  Peserta didik dapat merasa terisolasi.

Sehingga pada dasarnya dapat ditarik sebuh kesimpulan bahwasannya sangat penting dalam proses pembelajaran menggunakan adanya sebuah multimedia yang berguna dalam meningkatkan daya minat serta meningkatkan rasa ingin tahu siswa akan sebuah informasi yang akan disampaikan oleh pengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan E-learning dimana dapat dengan mudah diterima di dalam proses pembelajaran oleh siswa karena pada dasarnya E-learnig adalah sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada pemrosesan informasi berbasis internet sehingga dapat dengan mudah untuk dapat di ajarkan pada siswa yang sedang juga mengalami perkembangan teknologi.




PERMASALAHAN :
1.    Jelaskan menurut pendapat anda, apakah semua materi yang akan diajar dapat menggunakan E-learning dalam proses pembelajaran ? serta jelaskan juga ,ateri yang seperti apa yang dapat menggunakan E-learning dalam proses pembelajarannya ?!
2.  Dengan diikuti oleh perkembangan zaman, tentunya teknologi akan semakin berkembang dengan pesat, namu seperti yang kita ketahui bahwasannya di indonesia masih banyak daerah yang minim akan tersentuh oleh perkembangan zaman itu sendiri, sehingga secara otomatis mereka akan terisolasi dari dunia serta perkembangan yang terjadi di dunia luar. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara altenatif  seorang guru yang mengajar di daerah 3T di wilayah Indonesia dapat mengatasi masalah tersebut sedangkn perkembangan zaman semakin meningkat ?
3. Jelaskan menurut pendapat anda apakah E-learning efektif diterapkan dalam proses pembelajaran ?
4.    Menurut pendapat anda hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran dengan menggunkaan E-learning ? serta kendala-kendala seperti apa saja yang dapat menghambat proses pembelajaran dengan menggunakan E-learning???






Share:

4 komentar:

  1. Saya akan menjawab permasalahan no3.
    Ditinjau dari manfaat e-learning tentu sangat efektif jika e-learning diterapkan dalam pembelajaran,dimana manfaat e-learning sebagai berikut :
    1. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual
    2. Penggunaan media E-Learning sangat efisien dan praktis
    3. Penggunaan E-Learning bisa menghemat biaya
    4. E-Learning sebagai sumber belajar
    5. Berfungsi sebagai media pembelajaran
    6. Membuat siswa lebih pekah dengan kemajuan teknologi
    7. Kelas online
    8. Memudahkan pelaksanaan ujian nasional
    9. Pembelajaran menjadi lebih meyenangkan.

    BalasHapus
  2. Baiklah saya desi ratna sari, akan menjawab permasalahan no 4. Penerapan E learning dalam pendidikan mengikutsertakan beberapa komponen. Komponen pertama adalah infrastruktur e learning. Infrastuktur berupa personal komputer, jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia lainnya. Pada infrastruktur saat pembelajaran terjadi maka terkadang terjadi kendala. Kendala yang terjadi adalah tidak semua pembelajaran efektif dalam menggunakan media komputer. Banyak pembelajaran yang lebih efektif bila dilakukan secara kooperatif atau pun kolaboratif. Pada dasarnya E learning menggunakan meedia komputer untuk menyampaikan pembelajaran sedangkan salah satu teori belajar yaitu teori humanistik adalah memanusiakan manusia dan E learning kurang memanusiakan manusia. Kendala lain juga muncul, yaitu ketersedian dan kelayakan infrastruktur E learning itu sendiri. Dalama kenyataannya tidak semua sekolah memiliki perangkat untuk menjalankan E learning begitu pula pada Perguruan Tinggi tidak semua perangkatnya layak untuk digunakan untuk proses pembelajaran E learning. Kendala utamanya adalah ketika seorang pendidik menyampaikan pembelajaran melalui E learning maka peserta didik harus menggunakan komputer dan jaringan internet untuk menerimannya namun tidak semua peserta didik memiliki perangkat tesebut di rumahnya. Peserta didik yang tidak memiliki mendapat kendala dan harus pergi ke warnet (contohnya) untuk menggunakan E learning tersebut dan itu menambah biaya pembelajaran. Kendala dari peserta didik yang belum dapat mengoperasikan komputer begitu juga halnya pendidik. Kita tidak bisa pungkiri pada daerah daerah tertentu E learning tidak dapat diterpkan karena tidak semua daerah memiliki pembelajaran tentang E learning. Penggunaan E learning tidak dapat terapkan karena memang peserta didik yang belum mengetahui dan menguasai bagaimana mengoperasikan E learning tersebut. Sebagian pendidik juga ada yang tidak dapat menggunakan E learning karena memang mereka tidak mendapatkan pembelajaran tersebut saat menjalani studi. Seorang guru olah raga misalnya pada saat studi mereka tidak diajarkan bagaimana menggunakan E learning secara spesifik sehingga apabila diterapkam dalam pembelajaran olah raga, guru tersebut bingun dan pembelajaran tidak dapat efektif karena tidak memiliki keahlian tersebut.

    BalasHapus
  3. Saya akan menjawab pertanyaan pertama menurut saya tidak semua materi. Contohnya untuk stoikiometri tidak bisa. Namun misalkan seperti materi minyak bumi dapat digunakab misalkan dengan membuat vidio online untuk memperjelas materi

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab permasalahan nomor 2
    Jika saya menjadi seorang guru di daerah yg jauh dengan teknologi maka saya akanmengajar menggunakan media sederhana sehingga murid yg saya ajar tidak kalah dengan urid yang ada di kota, dan juga saya akan memohon kpada pemerintah agar disegerakannya adanya fasilitas internet mungkin tidak semuanya , tapi secara perlahan dan itu akan membantu saya dalam proses belajar dan mengajar

    BalasHapus