MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Nah
baiklah readers pada posting kali ini kita akan membahas perbincanan yang cukup
panas akhir-akhir ini guys,… yaitu mengenai “Multimedia Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0”, nah perlu
diketahui bahwasannya revolusi Industri
4.0 merupakan suatu
revolusi dalam industri pembuatan dunia yang menemukan dua dunia yang terasing
selama ini, iaitu Teknologi Maklumat (IT) dan Teknologi Operasional (OT).
Antara ciri-cirinya ialah penggabungan industri digital, menghubungkaitkan
unsur digital dan fizikal, sistem pengeluaran yang berteraskan fizikal-siber
dan Industri IoT (internet of things).
Dalam
strategi Industri 4.0, komputer dan jentera akan disepadukan untuk melaksanakan
fungsi dan tugas yang baharu dalam kilang pintar (smart factories), di
mana robot akan disambungkan dengan sistem komputer dari jarak jauh yang
dilengkapi dengan automasi yang berupaya untuk membaca, menginterpretasi sistem
dan prosedur, membuat keputusan sendiri dan mengarah robot untuk bertindak,
dengan input yang hanya sedikit daripada manusia. Untuk itu perlu diketahui
perkembangan revolusi industry 4.0 ini, pada dasarnya perkembangan Revolusi
Industri pertama ditandai
lahirnya mesin uap yang memacu berdirinya banyak pabrik sehingga sebagian besar
masyarakat beralih dari bertani ke buruh pabrik. Revolusi Industri yang Kedua,
ditandai dengan lahirnya teknologi listrik. Industri berkembang pesat dengan
produksi massal melalui energi listrik. Revolusi Industri Ketiga ditandai
lahirnya mesin kontrol komputer. Sementara Revolusi Industri yang Keempat,
ditandai lahirnya mesin terkoneksi digital, inilah yang disebut era industri
4.0.
Konsekuensi era ini akan banyak profesi yang tidak
berfungsi, jika tidak menyesuaikan keahliannya untuk bisa terkoneksi
dengan cyber system. Pada era ini sebagian besar produksi dan
transaksi yang dilakukan manusia terkoneksi oleh sistem digital, yang
diistilahkan Cyber Phisical System (CPS), Cyber Service, Cyber Object,
Physical Objects. Di Jerman, era ini disikapi dengan sinergi yang baik antara
perguruan tinggi dan lembaga riset, industri, dan pemerintah. Suport dari
Pemerintah Jerman berupa suport dana maupun SDM pendamping (UMKM, IT
Scuritas dan standarisasi arsitektur infrastuktur IT). Pemerintah Jerman
juga menentukan prioritas pengembangan SDM, yang diarahkan pada pengembangan
teknologi dan bisnis.
Menyongsong era industri
4.0, Eropa dan Amerika sudah berlari. Bagaimana dengan Indonesia? untuk bisa
ikut berlari maka pengembangan SDM Indonesia hendaknya diarahkan pada
upaya-upaya memacu pengembangan UMKM, kemampuan networking dengan perusahaan-perusahaan besar,
melakukan transformasi bisnis melalui IT, dan menggali kreativitas dan inovasi
layanan baru IT. Kemudian, memperbaiki organisasi bisnis dan penguasaan
big data, pengembangan industri dengan layanannya (misal industri pesawat
dengan jasa maintenancenya), integrasi IT di semua bidang, prosentase SDM ahli
engineering dan penguasaan analisa data ditingkatkan. Disamping itu
dibutuhkan ahli-ahli TI yang mampu berkolaborasi lintas bidang, semangat
belajar seumur hidup karena perubahan yang sangat cepat, memacu masyarakat
memiliki jiwa interpreneurship dan berani mengambil resiko. Didukung
pemerintahan yang memiliki kebijakan memaksimalkan potensi daerah. Sementara
sistem belajar era industri 4.0 antara lain : online learning, ujian
online, learning analytics, bahan ajar menyesuaikan latar belakang (profil)
peserta didik.
Dari kalian mungkin banyak yang bertanya-tanya
mengapa diberi nama dengan istilah revolusi industry ? hal ini dikarenkan Industri 4.0 adalah tahap ke-4 dalam
sejarah revolusi perindustrian global.seperti kita maklum, Revolusi
Perindustrian adalah proses perubahan daripada ekonomi pertanian kepada ekonomi
yang berasaskan industri dan penggunaan jentera perkilangan. Revolusi Industri 1.0 bermula
di Great Britain pada kurun ke-18 dan selepas itu berkembang ke negara-negara
lain. Ciri utama Revolusi Industri 1.0 ialah penggunaan jentera berkuasa wap. Berikut
ini adalah sbeuah tahapan revolusi yang terjadi di dunia, yaitu sebagai berikut
:
Revolusi Industri 2.0 ialah penggunaan tenaga
elektrik untuk menggerakkan jentera bagi pengeluaran berskala besar dan
automasi di barisan pemasangan.
Revolusi Industri 3.0, lebih dikenali sebagai Revolusi
Digital adalah bercirikan penggunaan komputer dan teknologi maklumat (IT) yang
secara tidak langsung mengurangkan keperluan tenaga manusia dan digantikan
dengan robot dan jentera untuk meningkatkan fungsi automasi di barisan
pengeluaran.
Revolusi Industri 4.0 menggabungkan teknologi
maklumat (IT) dan teknologi operasional yang berteraskan sistem fizikal-siber
dan Industri IoT (internet of things). Penggunaan tenaga manusia akan
digantikan hampir sepenuhnya dengan robot yang dilengkapi dengan sistem dan
prosedur yang boleh menginterpretasi dan membuat keputusan sendiri.
Perlu diketahui bahwasannya Saat ini kita berada di
ambang revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara kita
hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang lingkup, dan
kompleksitasnya, transformasi yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang telah
dialami manusia sebelumnya.
Beberapa jenis model
usaha (bisnis) di dunia sudah terkena dampak dari arus era teknologi digital
dan otomatisasi yang memaksanya melakukan transformasi. Industrialisasi
membutuhkan waktu 100 tahun untuk menciptakan suatu terobosanbesar. Sementara
internet membutuhkan waktu 25 tahun untukberhasil secara komersial.
Transformasi yang terjadi memangtidak terjadi dalam semalam, namun prosesnya
semakin cepat dan semakin kompetitif. Kondisi tersebut menghasilkan perubahan
ekonomi dan politik yang melahirkan suatu perekonomian global yang lebih
terintergrasi. Selanjutnya perkembangan teknologi digital menciptakan lanskap
global di internet, dimana orang bekerjasama tanpa tergantung zona waktu dan
lokasi. Keadaan tersebut mendorong perubahan dalam organisasi dan
menjalankan bisnis global. Banyak organisasi bisnis (perusahaan) yang terhuyung
dan ambruk karena gagal mengantisipasi danmengikuti perubahan-perubahan atau
melakukan transformasi. Contoh sederhana yang terjadi pada Kodak, Nokia,
IBM, dan Yahoo.
Maka dari itu untuk
terus meningkatkan daya saing UKM serta untuk mendapatkan peluang ekspor dan
peluang bisnis lainnya salah satu cara atau strategi yang dapat digunakan
adalah dengan pemanfaatan perkembangan Information and Communication Technology
(ICT). Pemanfaatan ICT yang banyak digunakan adalah E-Commerce.
Lalu muncul pertanyaan bagaimana cara Indonesia menghadapi perkembangan teknologi yang signifikan
tersebut ? Menghadapi Revolusi Industri 4.0 pemerintah dan
rakyat Indonesia tahu apakah layak kita bersaing dengan
bangsa lain yang lebih dulu berinvestasi dalam sumber daya
manusia yang lebih banyak menggunakan kreativitas
otak dalam membuat dan merancang aplikasi internet dan digital?
Mengaca pada hasil riset Bank Dunia (World Bank)baru-baru
ini menyatakan bahwa Indonesia perlu 45 tahun (hampir
setengah abad) mengejar ketertinggalan dalam bidang
pendidikandan perlu 75 tahun untuk
mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Sementara daya saing Indonesia tahun 2017 masih
ada diurutan 36 dari 137 negara.
Artinya masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikejar bila Indonesia mau
eksis di Revolusi Industri tahap 4 ini.
Adanya pertemuan Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) dengan para stake holdernya seperti praktisi,
dosen, guru, universitas dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) akhir tahun ini adalah langkah baik untuk
mengurangi gap antara dunia industri dan pendidikan.
Link dan Match itu seharusnya bukan lagi jadi word
of mouth, atau kata kunci yang hanya manis
diucapkan tapi kurang darah saat
diaplikasikan, namun harus jadi keharusan dan kewajiban
pemerintah dan stake holdernya, agar angkatan muda yang
bertambah banyak populasinya dalam beberapa tahun mendatang tahu apa yang
menjadi tanggung jawabnya bukan hanya kepada keluarga saja tapi juga kepada
negeri ini agar bangsa ini tidak hanya jadi "pasar" melulu
tapi penghasil produk berkualitas tidak hanya di dalam tapi juga luar negeri.
Langkah pemerintah juga seharusnya lebih cerdas dengan
melindungi industri lokal dan berkembang dan memberikan kesempatan banyak
tenaga kerja muda untuk magang dan berkarya dan ini seharusnya tercermin
dengan cetak biru industri Indonesia yang harus
dipenuhi dan ditenggat waktunya (deadline) dan tidak
perlu meniru langkah departemen lain seperti Kemendikbud
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang setiap ganti
pemerintahan dan menteri berganti kurikulum.
Revolusi
Industri 4.0 berciri kreativitas, leadership
(kepemimpinan) dan entrepreneurship (kewirausahaan) yang
mendobrak "mindset" cara bekerja revolusi
industri sebelumnya. Dengan berciri efisiensi dalam komunikasi
dan transportasi serta mengarahkan masyarakat untuk memecahkan masalah dengan
sistem "one stop shopping"atau "one
stop solution" diperlukan atmosfir dunia usaha yang lepas
dari lilitan dan hambatan birokrasi dan itu tidak hanya soal cara
bekerja tapi juga mentalitas pegawai
dan tenaga kerjanya. Dan pada gilirannya output revolusi ini
banyak mendatangkan keuntungan dan kesejahteraan seperti harga barang
murah serta kesehatan terjamin bukan malah
menambah beban ekonomi masyarakat dan memperbanyak pengangguran.
PERMASALAHAN :
1) Jelaskan
dampak yang di timbulkan dari munculnya revolusi industry 4.0 baik postif
maupun negatifnya ?
2) Jika
dilihat dari sector industrinya, Indonesia masuk pada revolusi yang keberapa ?
serta apakah Indonesia dapat menerapkan revolusi idustri 4.0 ?
3) Jelaskan
menurut pendapat anda ciri-ciri suatu Negara yang telah menerapkan revolusi industry
4.0 dinegaranya? Serta bandingkan dengan Negara yang belom menerapkan revolusi industry
4.0 ini ?